Kartu Pulsa untuk Pembayaran Tagihan?

•December 16, 2009 • Leave a Comment

Hai Bloggers, Fitri mohon maaf disebabkan postingan di Artikel Psikologi Sosial adalah optimasi Blog Dunia Psikologi, dimana sekarang sedang ikutan kontes SEO Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda, anda mau mendukung :) ?

Bisnis menjual kartu pulsa (seperti: Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda) merupakan salah satu imbas perkembangan teknologi informasi yang terus ‘berlari kencang’ menembus peradaban manusia. Lihat saja berbagai bentuk aktivitas ekonomi, yang dulunya vis a vis antara penjual dan pembeli sekarang dapat kita jumpai secara online. Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda, salah satu website penggiat aktivitas bisnis Kartu Pulsa via online tampaknya menangkap peluang atas meningkatnya laju teknologi informasi. Siapa saja, termasuk anda juga bisa membuat sendiri bisnis online dengan berbagai macam spesifikasi keahlian anda. Bagi sebagian blogger, ‘berdagang’ lewat internet online , termasuk kartu pulsa ini, merupakan solusi mendapatkan penghasilan di luar pekerjaan sehari-hari.

Ayo Blogger Ramaikan Kontes SEO Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda sekarang juga !!

Solusi Bisnis Online Anda

•December 16, 2009 • Leave a Comment

Kartu-pulsa.com adalah solusi online yang dapat diandalkan untuk semua orang yang ingin membayar kebutuhan sehari-hari mereka yang tidak sempat meluangkan karena kesibukan bisnis atau pekerjaan mereka.  Anda pasti bertanya-tanya, koq bisa yah kartu pulsa bisa mengatasi problem yang kita dera sehari-hari? Tidak hanya itu, kartu-pulsa.com adalah Solusi Bisnis Online Anda !

Tidak seperti zaman dahulu, sekarang orang-orang yang selalu bergerak untuk berbagai keperluan seperti belajar, wisata, pada tugas-tugas resmi, dan tagihan sehari-hari. Kartu-pulsa.com merupakan sebuah bisnis yang memungkinkan anggotanya melakukan one-stop payment (pembayaran satu pintu) untuk semua kebutuhan lewat transaksi online maupun SMS.

Melalui Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda dapat memecahkan masalah ini dan membuat Anda nyaman.  Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda menggabungkan kemudahan pembayaran otomatis dengan ketenangan pikiran memiliki semua informasi yang Anda butuhkan, untuk mengelola tagihan Anda.

Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda

•December 16, 2009 • 1 Comment

Pengunjung, penulis mohon maaf dikarenakan postingan di Artikel Kampiun Psikologi adalah optimasi Blog Artikel Psikologi Sosial, yg saat ini mengikuti kontes SEO Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda, Mohon dukungannya eah 🙂 .

Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda, salah satu website penggiat aktivitas bisnis Kartu Pulsa via online tampaknya menangkap peluang atas meningkatnya laju teknologi informasi. Siapa saja, termasuk anda juga bisa membuat sendiri bisnis online dengan berbagai macam spesifikasi keahlian anda. Bagi sebagian blogger, ‘berdagang’ lewat internet online merupakan solusi mendapatkan penghasilan di luar pekerjaan sehari-hari.

Dulu, jika kita handphone kita kehabisan pulsa, kita selalu membeli baik pulsa elektronik maupun Kartu Pulsa (voucher) dengan mendatangi counter-counter pulsa terdekat. Tapi sekarang kita bisa membeli kartu pulsa secara online di internet. Tidak hanya kartu pulsa, saat ini toko-toko online (atau biasa disebut bisnis online) banyak kita temui di internet. “Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda” sepertinya juga didasari oleh konsep toko online. Bukan hanya jual-beli kartu pulsa semata, Kartu-Pulsaku.com adalah solusi bisnis online anda, dimana juga menawarkan program affiliasi layaknya multilevel marketing. Sehingga anda tidak hanya mudah dalam transaksi kartu pulsa, tetapi jika anda menjualnya kembali kepada orang lain, anda akan mendapatkan komisi dari proses penjualan tersebut. Jika anda tertarik, kartu pulsa bisa menjadi solusi bisnis online anda. Penjelasan lebih lengkap silahkan menuju website Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online di Kartu-Pulsaku.com.

Kartu-pulsaku.com adalah website yang dibuat oleh blogger senior rozy.web.id dan blogngeblog.com. Jika banyak webmaster ramai-ramai berbisnis layanan domain dan web hosting murah, Rozy lebih memilih bisnis online kartu pulsa. Kartu-pulsaku.com dibuat untuk ‘menggebrak kembali’ gairah bisnis online yang kian hari kian ketat persaingannya. Untuk mempopulerkan bisnis online berbasis kartu pulsa dikalangan blogger tersebut, lantas diadakan kontes SEO dengan tajuk Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda. So, jika kamu seorang blogger, tidak ada salahnya mencoba mengadu nasib lewat bisnis online baru berbasis kartu pulsa dari Kartu-Pulsaku.com [solusi bisnis online anda]. Anda bisa melihat lebih detil persyaratan kontes Kartu-Pulsaku.com [solusi bisnis online anda] di tulisan Rozy mengenai Kontes SEO Kartu-Pulsaku.com. Ayo Blogger Ramaikan Kontes SEO Kartu-Pulsaku.com Solusi Bisnis Online Anda sekarang juga !!

Pengertian Pendidikan

•November 19, 2008 • 1 Comment

Pengertian Pendidikan

Crow (dalam Supriyatno, 2001) mengatakan bahwa pendidikan diinterpretasikan dengan makna untuk mempertahankan individu dengan kebutuhan-kebutuhan yang senantiasa bertambah dan merupakan suatu harapan untuk dapat mengembangkan diri agar berhasil serta untuk memperluas, mengintensifkan ilmu pengetahuan dan memahami elemen-elemen yang ada disekitarnya. Pendidikan juga mencakup segala perubahan yang terjadi sebagai akibat dari partisipasi individu dalam pengalaman-pengalaman dan belajar.

Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sikapnya (Thompson, 1993). Sedangkan Darnelawati (1994) berpendapat bahwa pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang berlangsung secara teratur dan bertingkat mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Tujuan pendidik adalah untuk memperkaya budi pekerti, pengetahuan dan untuk menyiapkan seseorang agar mampu dan trampil dalam suatu bidang pekerjaan tertentu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.

Rujukan Buku :

Supriyatno, 2001, Perbedaan Tingkat Kecemasan Menghadapi Kecenderungan Impotensi Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Skripsi (Tidak Diterbitkan), Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Pengertian kematangan emosi

•November 19, 2008 • Leave a Comment

Pengertian kematangan emosi

Chaplin (1989) mendefinisikan kematangan emosi sebagai suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan perkembangan emosional. Ditambahkan Chaplin (dalam Ratnawati, 2005), kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi untuk mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional seperti anak-anak, kematangan emosional seringkali berhubungan dengan kontrol emosi. Seseorang yang telah matang emosinya memiliki kekayaan dan keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan kontrol emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional seseorang disesuaikan dengan situasi stimulus, namun ekspresi tetap memperhatikan kesopanan sosial (Stanford, 1965).

Sukadji (dalam Ratnawati, 2005), mengatakan bahwa kematangan emosi sebagai suatu kemampuan untuk mengarahkan emosi dasar yang kuat ke penyaluran yang mencapai tujuan, dan tujuan ini memuaskan diri sendiri dan dapat diterima di lingkungan.

Sejalan dengan bertambah kematangan emosi seseorang maka akan berkuranglah emosi negatif. Bentuk-bentuk emosi positif seperti rasa sayang, suka, dan cinta akan berkembang jadi lebih baik. Perkembangan bentuk emosi yang positif tersebut memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan menerima dan membagikan kasih sayang untuk diri sendiri maupun orang lain.

Menurut MC Kennedy (dalam Sukadji, 1986), mengatakan bahwa seseorang yang matang emosinya akan sanggup menunjukkan kontrol terhadap emosi dan lingkungannya, serta dapat mengembangkan pandangan hidup secara independent dapat diterima secara sosial.

Menurut Cole (1983), emosi yang matang memiliki sejumlah kemampuan utama yang harus dipenuhi yaitu : kemampuan untuk mengungkapkan dan menerima emosi, menunjukkan kesetiaan, menghargai orang lain secara realitas, menilai harapan dan inspirasi, menunjukkan rasa empati terhadap orang lain, mengurangi pertimbangan-pertimbangan yang bersifat emosional, serta toleransi dan menghormati orang lain.

Asmiyati (2001) mengemukakan kematangan emosi adalah suatu kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi pada diri individu. Individu yang telah mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kemampuan dalam mengontrol emosi, berfikir realistik, memahami diri sendiri dan menampakkan emosi di saat dan tempat yang tepat. Reaksi yang diberikan individu terhadap setiap emosi dapat memuaskan dirinya sendiri dan dapat diterima oleh lingkungannya.

Anderson (dalam Mappiare, 1982), mengatakan bahwa seseorang yang matang secara emosional akan sanggup mengendalikan perasaan dan tidak dapat dikuasai perasaan dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain, tidak mementingkan diri sendiri tetapi mempertimbangkan perasaan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi merupakan suatu kondisi pencapaian tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi pada diri individu. Individu yang mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kesanggupan mengendalikan perasaan dan tidak dapat dikuasai perasaan dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain, tidak mementingkan diri sendiri tetapi mempertimbangkan perasaan orang lain.

rujukan buku:
Chaplin, J.P., 1981, Kamus Lengkap Psikologi, Penerjemah : Kartono, Kartini., Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ratnawati, I., 2005, Studi tentang Kematangan Emosi dan Kematangan Sosial Pada siswa SMU Yang Mengikuti Program Akselerasi, Skripsi, (Tidak Diterbitkan) Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Cole, L., 1963, Psychology of Adolance, New York : Hort, Rienhart and Winston inc.

Asmiyati, 2001, Hubungan antara Kematangan emosi dengan Perilaku Asertif Pada Mahasiswa Psikologi Untag Surabaya, Skripsi (Tidak Diterbitkan), Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Mappiare, A., 1982, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya

Pengertian Kecerdasan

•November 19, 2008 • Leave a Comment

Pengertian Kecerdasan

Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis, berhitung, sebagai jalur sempit ketrampilan kata dan angka yang menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah), dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis (menjadi professor). Pandangan baru yang berkembang : ada kecerdasan lain di luar IQ, seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial, hubungan sosial, kematangan emosional, dll. yang harus juga dikembangkan.

Menurut Sumarya (2004) ada beberapa jenis kecerdasan antara lain antara lain: kecerdasan phisik, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. a. Kecerdasan phisik secara kasar dapat diartikan sehat secara phisik. anak-anak memperoleh perhatian yang memadai: perhatikan empat sehat lima sempurna (nasi atau roti, sayur, lauk-pauk atau daging, buah, susu),. Jangan sampai kesehatan phisik terganggu karena kurang gizi. Soal gizi bukan kenikmatan tetapi kelengkapan. Kesehatan phisik lebih mudah diperhatikan, dan menjadi kekuatan atau modal untuk menunjang kecerdasan-kecerdasan lainnya. b. kecerdasan intelektual kiranya secara umum dipahami dan ini yang bertahun-tahun menjadi tekanan pelakanaan proses pendidikan atau pembelajaran. Jika anak kurang gizi, maka sulit juga untuk menjadi cerdas secara intelektual. c. kecerdasan sosial, secara kasar dapat diartikan “orang dapat bergaul dengan siapapun dan dalam keadaan apapun”. Sekali lagi anak atau orang yang sakit- sakit atau tidak sehat secara phisik akan sulit juga untuk bersahabat atau bersaudara dengan siapapun dan apapun (baca kecerdasan emosi pada pekerjaan). Pada umumnya yang sakit-sakitan atau tidak sehat secara phisik lalu memperoleh perlakuan khusus yang mengarah ke pemanjaan alias menjerumuskan anak ke masa depan yang kurang membahagiakan atau mensejahterakan. d. kecerdasan emosional berarti orang mampu mengelola emosinya sendiri serta emosi yang lain. Emosi merupakan kekuatan yang harus dikelola dan disinerjikan sehingga bermanfaat untuk kesehatan atau kesejahteraan anak. Pelatihan untuk menghadapi dan mengelola aneka macam emosi perlu memperoleh tempat yang memadai. e. kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai ‘yang mampu mengasihi Tuhan dan sesamanya’. Kasih itu bebas, tanpa batas , dan kebebasan hanya dibatasi oleh kasih. Mengasihi berarti tidak melecehkan atau merendahkan yang lain, tetapi menghormati dan menghargai martabat harkat yang lain. Ingat: masing-masing dari individu ‘diadakan, dilahirkan, dibesarkan, dididik’ oleh dan dengan kasih, dan masing-masing dari kita adalah ‘buah kasih’ atau ‘kasih’. Jadi saling mengasihi mudah, setiap bertemu dengan orang berarti bertemu dengan kasih, saling kasih-kasihan.

Dari uraian tersebut diatas kecerdasan adalah kecerdasan terbagai ke dalam berbagai kecerdasan, sedangkan kecerdasan itu sendiri adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu untuk memecahkan sesuatu persolan.

rujukan buku :
Atkinson, R. L. dkk. 1987. Pengantar Psikologi I. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Perkembangan Sosial Anak-Anak

•November 19, 2008 • 1 Comment

Perkembangan Sosial Anak-Anak

Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Menurut Yusus (2002) pada usia anak-anak bentuk-bentuk tingkah laku sosial itu adalah sebagai berikut: a) pembangkangan (negativisme), yaitu suatu bentuk tingkah laku melawan, tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku melawan merupakan salah satu bentuk dari proses perkembangan tersebut. b) Agresi (agression), yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi ini merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya) yang dialaminya. Agresi ini mewujud dalam prilaku menyerang, seperti, memukul, mencubit, menendang, menggigit, marah-marah dan mencaci maki. c) Berselisih atau bertengkar (quarreling), terjadi apabila seorang anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap dan prilaku anak lain, seperti diganggu pada saat mengerjakan sesuatu atau direbut barang atau mainannya. d) Menggoda (teasing), yaitu sebagai bentuk lain dari tingkah laku agresif.  Menggoda  merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan). Sehingga menimbulkan reaksi marah pada orang yang diserangnya. e) Persaingan (rivarly), yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong (distimulasi) orang lain. f) Kerja sama (cooperation), yaitu sikap mau bekerja sama dengan kelompok. Anak yang berusia dua atau tiga tahun belum berkembang sikap bekerjasamanya, mereka masih kuat sikap self centered-nya. g) Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior), yaitu sejenis tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness wujud dari tingkah laku ini, seperti meminta, menyuruh dan mengancam atau memaksa orang lain untuk memenuhi kebutuhan dirinya. h) Mementingkan diri sendiri (selfishness) yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya. i) Simpati (Sympaty), yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain, mau mendekati atau bekerja sama dengannya. Seiring dengan bertambahnya usia, anak mulai dapat mengurangi sikap selfish-nya dan dia mulai mengembangkan sikap sosialnya, dalam hal ini rasa simpati terhadap orang lain.

Sedangkan menurut Hurlock(1980 : 81) perilaku sosial anak-anak pra sekolah dapat dikategorikan menjadi dua pola yaitu pola perilaku sosial dan tidak sosial: a) Pola Sosial 1) Meniru. Agar sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku orang yang sangat ia kagumi, 2) Persaingan. Keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang-orang lain. 3) Kerjasama. Pada akhir tahun ketiga bermain kooperatif dan kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat dengan baik dalam frekwensi maupun lamanya berlangsung, bersamaan dengan meningkatnya kesempatan untuk bermain dengan anak lain, 4) Simpati. Karena simpati menumbuhkan pengertian tentang perasaan-perasaan dan emosi orang lain. 5) Empati. Seperti halnya simpati, empati menumbuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi orang lain tetapi di samping itu juga membutuhkan kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di tempat orang lain. 6) Dukungan Sosial. Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak, dukungan sosial dari teman menjadi lebih penting daripada persetujuan dari orang-orang dewasa, anak beranggapan bahwa perilaku nakal dan perilaku mengganggu merupakan cara untuk memperoleh dukungan dari teman-teman sebaya, 7) Membagi. Dari pengalaman bersama orang-orang lain, anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh persetujuan sosial adalah dengan membagi miliknya terutama mainan untuk anak-anak lain, lambat laun sifat diri sendiri berubah menjadi sifat murah hati, 8) Perilaku Akrab. Anak yang pada waktu bayi memperoleh kepuasan dari hubungan yang hangat, erat dan personal dengan orang lain berangsur-angsur memberikan kasih sayang kepada orang luar rumah, seperti guru taman indria atau benda-benda ini disebut obyek kesayangan. b) Pola Tidak Sosial 1) Negativisme. Negativisme atau melawan otoritas orang dewasa, 2) Agresif. Perilaku agresif meningkat antara usia dua atau empat tahun, 3) Perilaku Berkuasa. Perilaku Berkuasa atau merajai mulai usia sekitar tiga tahun, 4) Memikirkan Diri Sendiri. Karena cakrawala sosial anak terutama terbatas di rumah, anak-anak seringkali memikirkan diri sendiri, dengan meluasnya cakrawala lambat laun perilaku memikirkan diri sendiri berkurang tetapi perilaku murah hati masih sangat sedikit, 5) Mementingkan Diri Sendiri. Seperti halnya perilaku memikirkan diri sendiri lambat laun diganti oleh minat dan perhatian kepada orang-orang lain, cepatnya perubahan ini bergantung pada banyaknya kontak orang-orang di luar rumah dan berapa besar keinginan mereka untuk diterima teman-temannya, 6) Merusak. Ledakan amarah sering disertai tindakan-tindakan merusak benda-benda di sekitarnya, 7) Pertentangan Seks. Sampai empat tahun anak laki-laki dan perempuan bermain bersama-sama dengan baik, setelah itu anak laki-laki mengalami tekanan sosial yang tidak menghendaki aktivitas bermain yang dianggap sebagai banci banyak anak laki-laki yang berperilaku agresif yang melawan anak-anak perempuan, 8) Prasangka. Sebagian besar anak pra sekolah lebih suka bermain dengan teman-teman yang berasal dari ras yang sama, tetapi mereka jarang menolak bermain dengan anak-anak dari ras lain.

Pada usia pra sekolah (terutama mulai sampai empat tahun), perkembangan sosial anak mulai nampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Menurut Yusus (2002) tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah : a) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain. b) Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada aturan. c) Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain. d) Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya (peer group).

rujukan buku :
Hurluck, E. , 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, Elizabeth B., 1973. Adolescent Development. Tokyo: Mc Graw-Hill     Kogakusha Ltd,

Hello world!

•November 19, 2008 • 1 Comment

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!